Sudahkah anda bersyukur hari ini?

Akhir-akhir ini banyak tayangan reality show kemanusiaan di televisi Indonesia. Mulai dari menyiarkan profil seorang warga yang kurang mampu, membantu bapak yang merantau di Jakarta untuk pulang ke kampungnya, sampai memperbaiki sarana umum suatu desa yang penduduknya kurang mampu memperbaikinnya, seperti masjid. Waktu melihat tayangan-tayangan itu, saya merasa sedih. Ternyata masih banyak orang kurang mampu di negara ini.

Suatu hari, saya melihat tayangan di televisi yang menyiarkan seorang penjual es keliling. Dia adalah seorang kepala keluarga yang diandalkan untuk menghidupi keluarganya. Ketika ditanaya oleh si penyiar tentang penghasilan yang diterimanya perhari, dia menjawab nominal yang tak lebih dari 50 ribu rupiah. Kasihan, itu yang saya rasakan waktu itu. Padahal saya terkadang mudah mendapatkan uang dengan jumlah yang tak jauh berbeda dari orang tua saya, tapi ternyata ada orang yang menggunakan nominal uang jajan saya itu untuk keperluan sehari-harinya, miris. Ingin sekali memberikan sesuatu pada bapak itu, tapi entah kenapa, selalu gagal.

Di sekitar kita banyak yang bernasib sama dengan bapak itu. Para pemulung yang terkadang dirasa meresahkan, penjual keliling yang suaranya terkadang dirasa mengganggu, para pengamen yang sering diusir sebelum memperdengarkan suaranya. Mereka melakukan itu semua untuk hidup. Untuk memuaskan rasa lapar perut mereka, untuk menghentikan tangis anak-anak mereka.

Saya jadi menyadari satu hal, sudahkan saya bersyukur dengan hidup saya saat ini? Sering saya mengeluh pada orangtua karena tidak dibelikan sesuatu yang saya inginkan, padahal itu tidak penting, kasarnya, tanpa itu pun saya masih bisa hidup.

Bersyukurlah. Bersyukurlah bahwa kita mempunyai hidup seperti yang kita miliki saat ini. Bersyukurlah bahwa kita bisa menggunakan akses internet, yang uangnya bisa menghidupi mereka yang saya sebutkan sebelumnya. Bersyukurlah..