Monday, July 27, 2009

Weekend

Posted by Ly at 7/27/2009 02:45:00 PM 0 Comments
Sabtu kemaren kami ke Ikebukuro ^o^. Bukan untuk jalan2 sih (si Ganteng kurang suka jalan2 ke tempat yang jauh), tapi buat beli barang titipan, secara September nanti kita mau mudik (yeey yeey). 楽しかった...

Minggunya cuman jalan ke mall di stasiun, tp pas sampe stasiun dapet "bonus". Ternyata hari itu ada matsuri di depan stasiun, jadi sekalian mampir deh. やっぱり祭りって最高..!!. Cuman liat2 dan beli Choco Banana doang, tapi mungkin karena gw suka keramaian (n suka matsuri juga sih), jadi kemarin ちょっとhigh tensionでした. Tapi karena si Tembem udah gak tahan, kepanasan n kelaperan, jadi gak lama muter2nya.

Btw, kemaren juga ke softbank ngebenerin HP gw yang layarnya jadi indah berkerlap-kerlip setelah diemutin si Tembem, jadi HP gw sekarang masuk rawat inap Softbank. Sementara sekarang gw dipinjemin HP sama Softbanknya selama masa rawat inap. で、HP yang di gw enak juga pegangannya (punya gw agak kecil), apa gak usah dibalikin yah...huehehehehe

Saturday, July 18, 2009

Beli buku online

Posted by Ly at 7/18/2009 09:49:00 PM 0 Comments
Buat yang tinggal di Jepang tapi pengen beli buku2 islami, bisa cari di situs ini:

Rahmaniya

Kalau stocknya kosong, sepertinya bisa pesan dan nanti diimpor dari Indonesia.
FYI, yang punya Teh Rieska, siapa tahu ada yang kenal..

Jangan terlalu percaya internet

Posted by Ly at 7/18/2009 06:37:00 PM 1 Comments
Sekarang gw tahu gimana caranya supaya blog ini tetep aktif. Musti banyak baca blog orang!! Baca emang bisa ngerangsang otak buat nulis nih (apalagi kalau baca yang bermanfaat, Ullyyy..!)

Barusan baca email dari temen. Isinya tentang bahayanya internet. Lebih tepatnya, bahayanya nyebarin data pribadi di internet. Abis baca itu, gw langsung ngapus link blog ini dari Facebook. Gak gitu ngaruh sih sebenernya, toh siapa aja yang mau tahu gw bisa nemuin blog ini (atau blog2 gw yang lain) dengan mudah. Trus jadi pengen ngapus kontak2 yang gak gw kenal di FB. Sebenernya gw cuman mau ngeapprove kontak yang gw kenal aja sih, tapi kadang suka ada adik kelas yang gw gak kenal ngeadd. Karena gw juga melakukan yang sama (ngeadd senior yang gak pernah kenal, cuman tahu nama ajah), jadi gw approve sang junior..biar gak curang..ehehehe..

Whoopss..udah jam segini. Mumpung si kecil lagi tidur, kesempatan ngelakuin kerjaan yang gak bisa dilakuin sambil ngawasin dia nih..

Tuesday, July 14, 2009

Gak penting

Posted by Ly at 7/14/2009 11:45:00 AM 1 Comments
Saking lamanya gak ngecek himitsunakoto yang ini dan himitsunakoto yang lain, 2 link himitsu ini turun dari jajaran link teratas dari firefox gw. Biasanya dengan ngetik "h", udah muncul deh 2 link himitsunakoto dari 2 blog gw, saling rebutan jadi yang teratas. Gara2 barusan blogwalking, baca2 blog orang di blogspot juga, jadi pengen ngisi blogspot deh..

Wew, cuaca diluar makin panas aja. Alhasil gw jadi musti nyalain AC, ada anak winter sih disini (hehehe, nyalahin Bilal). Harusnya gw musti ke 100en shop nih siang ini, ada tugas belanja dari si Ganteng, tapi apa daya, Little Princenya baru mulai tidur...Nanti deh kalau dia bangun.

Owkeyh, secara si kecil dah tidur, jadi gw musti mandi..(belum????)..hehe, maklum dong, kasian kalau Little Princenya ditinggal *alesan*..

Btw, males masak niiiiiihhh..>o<

Thursday, July 2, 2009

Tunjukkan kepedulianmu, wahai anak bangsa

Posted by Ly at 7/02/2009 09:40:00 AM 0 Comments
Sedih gw bacanya..
Pukulan buat kita2 juga nih..
Kapan yah bisa berbuat sesuatu...T_T...

*********************

PEMULUNG NAIK KRL UNTUK MENGUBUR ANAKNYA
Salemba, Warta Kota


PEJABAT Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya karena tak mampu sewa mobil jenazah. Penumpang kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta - Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di Kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa KRL.

Tapi di Stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Setiabudi. “Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- per hari,” ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di Cikini itu. Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet. Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun.

Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang KRL yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku.

Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya.

Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. “Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.

Koordinator Urban Poor Consortium, Wardah Hafidz, mengatakan peristiwa itu seharusnya tidak terjadi jika pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Yang terjadi selama ini, pemerintah hanya memerangi kemiskinan, tidak mengurusi orang miskin kata Wardah.
 

Stasiun Kenangan Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez