2010, autumn |
Saat kita menjadi seorang Ibu, "usia keibuan" kita juga seumur dengan usia anak kita. Kalau anak kita berumur 1 tahun, berarti kita juga baru berumur 1 tahun sebagai seorang Ibu. Kita maupun anak sedang sama-sama belajar menjadi manusia baru. Bedanya, kita bisa mempelajari ilmunya dari berbagai sumber, sambil disertai trial and error, sedangkan anak kita hanya belajar dari pengalaman, trial and error. Karenanya, tugas kita sebagai ibu adalah membimbing si anak mempelajari perannya.
Menurut saya, seorang ibu baru benar-benar menikmati perannya sebagai seorang ibu hingga sang anak berusia 1 tahun lebih, atau hampir 2 tahun. Bukan, bukan berarti setelah usia anak 2 tahun, seorang ibu mulai bosan dengan perannya, apalagi bosan dengan anaknya. Semua pengalaman yang dialami si ibu adalah hal baru, dia akan mencoba belajar sambil mempraktikkan hal-hal baru itu sampai suatu masa tertentu. Pada suatu masa, saat seorang ibu mulai terbiasa dengan perannya, mulai bisa curi-curi waktu untuk menyelami kembali hobi-hobinya. Dan masa itu adalah ketika si anak berusia 2 tahun, ketika si anak mulai mandiri, juga ketika si ibu mulai lihai menjalani perannya.
Seperti yang sedang saya alami. Akhir2 ini saya mulai kembali menyelami hal-hal yang sebelumnya pernah saya sukai, hobi-hobi kecil yang saat melakukannya membuat saya lupa waktu.
Bukan berarti sebelumnya nggak bisa sama sekali sih. Sebelumnya, saat jam tidur Bilal masih teratur, saya selalu memanfaatkan jam tidur Bilal itu (yang ternyata nggak pendek!!) untuk hobi-hobi saya. Tapi akhir2 ini saat Bilal mulai besar, jam tidurnya nggak lagi teratur. Kadang siang tidur, kadang enggak. Kadang tidurnya pas tengah hari, kadang sore hari. Jadi sekarang saya harus pintar-pintar mencuri waktu. Bahkan, waktu setelah Papa pulang kantor juga bisa saya manfaatkan, karena Bilal pasti ingin main dengan Papanya, sepulang kantor (habis kalau main sama mama nggak bisa diangkat-angkat siiyy..=P). Seperti saat ini, Papa sedang ke THT, minta obat untuk pollen allergynya sambil mengajak Bilal, nah waktu seperti ini bisa saya manfaatkan untuk beres-beres sambil menulis ^o^ (tapi koq kelamaan nulisnya nih kayaknya..).
Jadi kesimpulannya, meskipun kita sudah berkeluarga dan memiliki anak, sebaiknya kita bisa tetap menjalankan hobi-hobi kita. Nanti bukan hanya kita yang akan untung, tapi juga anak dan suami. Karena kalau kita suntuk dengan pekerjaan rumah, yang akan "kecipratan" suntuk dari kita adalah suami dan anak kita juga. Tapi, jangan sampai kita berlebihan jugaa menjalankan hobi-hobi kita, bisa-bisa nanti keluarga kita terlantar..^_^
Btw, pendapat saya ini adalah pendapat seorang ibu yang nggak dibantu asisten dirumah, saya nggak pernah pakai asisten (gimana caranya pakai asisten rumah di sini?? ^_^;), jadi mungkin beda lagi untuk ibu yang dibantu asisten..^_^
0 Comments:
Post a Comment